Selamat datang di Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada (FH
UGM). Selamat datang di fakultas berstandar
internasional dimana prestasi mahasiswanya sudah diakui oleh jagad
internasional. Namun, seringkali kurang mendapat perhatian dari fakultas tempat mereka
belajar.
Fakultas yang belakangan ini menyatakan diri sebagai
fakultas berstandar internasional ini seakan–akan menghalangi perkembangan
mahasiswa yang turut serta dalam kancah internasional. Bukan hanya kegiatan
akademik biasa, melainkan peradilan semu internasional, sebuah acara
presitisius di mana
fakultas-fakultas hukum terkemuka di seluruh dunia mengirimkan perwakilannya
untuk berlomba menjadi yang terbaik. Sampai saat ini ada empat kompetisi Moot Court Competition (MCC) internasional yang diikuti oleh mahasiswa FH UGM, mulai
dari yang berbentuk Court (ICRC dan Jessup) hingga yang berbentuk
arbitrase (Willem C.Vis dan Maritime).
Maju demi mengharumkan nama fakultas di kancah
internasional , hal inilah yang ada di benak para international mooters (peserta MCC internasional) ketika mereka
maju berhadapan dengan lawan mereka. Di kompetisi macam inilah, para mahasiswa dituntut untuk bersikap profesional dan
berpikir layaknya seorang pengacara, dimana common
sense dan legal skills saling
menyeimbangkan. MCC internasional juga merupakan ajang memperluas jaringan
pertemanan dengan mahasiswa-mahasiswa dari fakultas lain. Tidaklah mengherankan
jika banyak fakultas lain yang menjadikan international
mooting sebagai mata kuliah wajib para mahasiswanya.
Namun sayang, Fakultas Hukum ini masih saja terjebak
dalam pemikiran sempit konvensional. Fakultas kurang bersimpati kepada para mooters , banyak hal yang menyebabkan
berani berkata seperti ini, mulai dari birokrasi yang rumit dalam hal penyerahan
proposal, kesulitan dalam hal peminjaman ruangan hingga pemberian dana untuk
biaya pendaftaran kompetisi.
“ Fakultas kurang memberikan perhatian terhadap kompetisi
internasional,” komentar Eldo Kredainou Alwi, Mahasiswa FH UGM angkatan 2008
dan salah satu delegasi Maritime untuk tahun 2011.
Eldo merupakan salah satu mooters veteran yang masih aktif hingga saat ini. Sebelumnya, ia merupakan
salah satu delegasi Phillip C.
Jessup International Law Moot Court Competition untuk FH UGM. Di sela-sela
kesibukannya mempersiapkan keberangkatan delegasi Maritime ke Australia bulan Juli mendatang, ia memberikan komentar
tentang masalah yang sering dihadapi para mooters.
“ Fakultas kurang memberikan perhatian yang cukup terhadap pendanaan
delegasi. Misalkan, perihal masalah dana mulai dari Jessup sampai Maritime
saat ini pasti permasalahannya sama, mulai dari proses permohonan dana hingga
proses pencairan dana itu terlalu lama,” komentarnya saat ditanya perihal pendanaan delegasi. “ Padahal yang paling
penting dalam pembiayaan kompetisi itu adalah pemenuhan biaya pendaftaran
kompetisi yang seharusnya diberikan secara cepat, sehingga kami dapat
menghindari sanksi keterlambatan pembayaran biaya pendaftaran. Saya merasa
terhalangi oleh birokrasi yang rumit dan lamanya proses administrasi dalam
proses permintaan dana, hal-hal macam ini dapat mempengaruhi kinerja dan
kualitas tim. ”
Pencairan dana untuk biaya pendaftaran kompetisi memang
masalah yang sering dihadapi. Bahkan bukan hanya Maritime
dan Jessup saja yang mengalami
masalah semacam ini, delegasi dari Willem
C.Vis juga menghadapi permasalahan yang sama. Birokrasi yang berbelit-belit
menyebabkan dana pendaftaran tidak dicairkan hingga saat ini. Padahal
permohonan dana tersebut sudah disampaikan bulan Oktober 2010 yang lalu.
“Untuk menyiasati permasalahan tersebut, kami akan
memberikan permohonan bantuan dana kepada sponsor atau donatur, seperti panitia
acara pada umumnya,” katanya, “Tetapi seharusnya Fakultas dapat memenuhi pembiayaan kebutuhan utama kami terlebih dahulu, yaitu
biaya pendaftaran. Tidak masuk akal apabila Fakultas tidak dapat membiayai
pendanaan tersebut, karena kami maju atas nama almamater dan FH UGM.”
Memang MCC internasional merupakan hal yang baru di
Fakultas Hukum. Namun
hal ini, bukan
alasan bagi Fakultas untuk mengabaikan dan menganggap enteng kompetisi ini. Nama
Fakultas Hukum UGM dianggap sebagai prodigy
di kancah internasional. Prestasi
tim ICRC baru-baru ini semakin mengokohkan reputasi FH UGM sebagai fakultas
yang mampu menghasilkan mahasiswa bermutu. Akan sangat menyakitkan apabila
mahasiswanya lebih diakui oleh fakultas lain dibandingkan fakultasnya sendiri.(***)
Arif Foranto
Divisi Redaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar